Blooming Orchid

I bought a plant once.

It was an orchid, my favorite flower. When I bought the plant from the shop, it hadn’t blossomed yet. The plant was vulnerable and I knew it. I was keen on having it blossom so I took deep care of it. Watered the plant every day in the morning as it said on the leaflet. Added vitamins to the soil. Put the plant enough time in the sun. But just enough, not too long, not too little. It took time before the orchid blossomed but I was patient.

I was excited when the first signs of an orchid started blooming. The orchid was beautiful, healthy, colorful. It lighted up my living room.

But then life happened. I had no more time for my orchid. I took my orchid’s beauty into granted, after all, it was always going to be there sitting in my living room. I forgot it in the sun all day. I sometimes left it in the shade for too long. I stopped watering it on time and randomly watered it when I remembered. I wasn’t careful enough to notice that the orchid was getting weaker ever day.

One day, I came back from work and noticed that the once beautiful pink petals have all fallen off. I panicked. It hit me that my orchid might not be there anymore. I watered it and watered it some more. I put it out in the sun and started giving it more time as I did in the beginning.

But alas, it was too late. The orchid was there lifeless and nothing I did would bring it back. My living room was left dull without all the colors the orchid once brought. I painfully threw the plant away.

Relationships are just like that. They are constant work-in-progress. You can’t care at the beginning and then take the person into granted when they start to bloom for you. You can’t forget about them and expect them to give you everything in return. You can’t realize one day that you are losing their love and start giving them the attention they deserve.

Love is fragile, love is beautiful, but love is easily lost.

by Rand Gerges, PhD

Family, Friends, and Community Keeps You Healthy & Happy

Studi selama 75 tahun mendapatkan fakta bahwa apa yang membuat manusia hidup sehat, hidup lebih lama, dan bahagia adalah kualitas hubungan dengan sesama. Uang, kekayaan, kerja keras, pencapaian, pangkat, individualisme sering dianggap sebagai jalan menuju kebahagiaan, itu hanyalah quick fix, karena membangun hubungan yang berkualitas membutuhkan waktu dan perjuangan.

Kesetiaanmu dan Egoku

Hari ini gua ada nonton sebuah tayangan di tv tentang ulang tahun perkawinan yang ke-63 dari sepasang kakek dan nenek.

Gua kagum, gimana mereka punya banyak suka cita dalam kehidupannya, penuh tawa, tidak ada kepura-puraan, dan masih ada keromantisan. Terharu rasanya waktu liat si kakek memberikan bunga, lalu mencium istrinya di kedua pipi dan dahinya. Lalu si kakek menangis, mungkin itu ungkapan betapa bahagianya ia, betapa beruntungnya ia masih bisa bersama cintanya sampai saat ini.

Ketika ditanya, “kek, apa sih rahasianya bisa sampai beigtu?” si kakek cuma menjawab, “kesetiaan”. Sebuah kata sederhana, sering kita dengar, namun memiliki makna yang sangat dalam.

Bagaimana kalau dibandingkan dengan kenyataan sekarang? Dimana orang begitu mudah menyerah, dimana instan dan gampangan menjadi budaya, dimana orang berlomba-lomba memenuhi kepuasan duniawinya, dimana kesetiaan dianggap sebagai sesuatu yang naif, dimana selfishness and pride memenuhi hati manusia.

Sering gua menemukan orang-orang yang ketika berdiskusi tujuannya hanya ingin menunjukan “Saya Superior!”, terlihat dari cara mereka berbicara, dimana ketika orang lain salah, mereka lebih berusaha menjatuhkannya ketimbang memberi penjelasan. Sebaliknya ketika mereka salah, mereka berusaha mengelak dan kurang menerima penjelasan.

Bagaimana hubungan yang baik bisa tumbuh kalau setiap manusia memelihara sikap seperti itu?

Kemarin ada temen gua yang post di status dia, sebuah kutipan:

Apologizing does not always mean that you are wrong and the other person is right. It just means that you value your relationship more than your ego.

Tak ada manusia yang akan bertahan tanpa relationship, tak ada relationship yang akan bertahan tanpa kesetiaan, tak ada kesetiaan ketika ego terus dipertahankan, tak akan hilang ego tanpa kerendahan hati.

Yang Pria Mau? | JDC

Yang pertama adalah pria mencari ketertarikan cinta. Ini mungkin mengagetkan bagi wanita tapi pria suka mencintai dan dicintai sebagai balasannya. Masalahnya adalah pria sulit menemukan wanita yang penuh cinta dan menyadari bahwa ada begitu banyak pria yang terus mencoba dan bertahan ketika mereka merasa telah menemukan pujaan mereka.

Pria mencari wanita yang tertarik pada mereka. Pria tidak perlu wanita yang dapat berjalan di atas catwalk dan banyak pria yang tidak menyukai wanita yang terlalu ramping. Tapi pria ingin wanita yang mampu menampilkan citra diri mereka dan bangga akan hal itu. Pria bangga dengan pasangannya yang kelihatan begitu pantas dalam berpakaian.

Pria mencari wanita yang dapat dipercaya, seseorang yang mengerti mereka dan ada ketika dibutuhkan. Memang kedengarannya aneh tapi banyak wanita yang tidak dapat dipercaya. Pria tidak akan pernah mengampuni pasangannya yang tidak setia, karena itu mereka mencari wanita yang benar-benar dapat mereka percayai.

Pria mencari wanita yang mau berbagi kehidupan. Wanita dengan tingkat sosial yang tinggi sangat menarik karena dapat menunjukkan kehidupan sosialnya dengan lingkungan manapun dalam hubungan jangka panjang, sehingga pria merasa ikut diterima dalam kehidupan sosial mereka.

Pria mencari wanita yang lembut feminim, yang nantinya dapat menjadi ibu yang hebat bagi anak-anak mereka. Pria tidak suka bila wanita berteriak-teriak ketika sedang marah. Pria mencari wanita berselera humor tinggi. Wanita terkadang terlalu formal dan cerewet. Wanita yang mampu menempatkan diri mereka terhadap humor pria, dapat membuat mereka menarik di mata pria, karena pria akan merasa santai dan punya waktu bersama yang menyenangkan dengan wanita tersebut.

Pria ingin wanita yang penuh dukungan. Banyak wanita yang cepat mengkritik tingkah laku, pekerjaan, ataupun keputusan pria. Jika ada yang tidak disukai wanita, mereka ingin pasangannya bisa berdebat dan bisa berdiskusi satu sama lain. Berikan dukungan dan perhatian kepada pria.

Pria suka wanita yang menantang, wanita yang membuat mereka merasa gairah dan tantangan. Pria menjadi malas bila hubungannya datar. Karena itu, buat mereka tertantang jika Anda ingin pasangan Anda tetap semangat dalam menjalin hubungan.

Pria mau wanita yang berkomitmen.

Pria tidak ingin sendiri

Jika pria tersebut telah menemukan pasangan sejatinya, mereka akan memberi lebih dalam bentuk apapun.

Bagi Anda seorang wanita, semoga dapat memberikan Anda masukan atas sikap Anda terhadap pasangan maupun calon pasangan Anda nantinya. Bagi Anda seorang pria, dapat lebih terbuka dan memberikan masukan juga kepada pasangan atau calon pasangan Anda. Selamat berinteraksi satu sama lain.

Sumber: JDC