Ketika “Lose Lose” Menjadi Pilihan yang Baik

Tentu kita sudah sering mendengar istilah win win solution atau win win situation, maksud dari istilah ini adalah kedua belah pihak mendapatkan keadaan/hasil yang positif akibat sebuah keputusan/kejadian.

Keadaan win win merupakan keadaan yang paling baik dan harus selalu diusahakan. Namun fakta sering kali berkata lain, bisa saja kita mendapati keadaan win lose bahkan lose lose.

Kita ambil contoh, misalkan sebuah tim terdiri dari 2 orang, A dan B. A adalah seorang yang mengejar visi tim dan memiliki etos kerja yang baik. Sedangkan B adalah seorang yang dominan dan manipulatif.

Situasi win win bisa tercapai ketika A dan B sama-sama menggunakan kemampuannya untuk bekerja mengejar visi tim. Berbagi beban sama berat sama ringan sehingga tim secara keseluruhan bisa berlari dengan kencang ke arah yang telah disepakati.

Win lose bisa terjadi misalkan ketika B yang dominan dan manipulatif memanfaatkan A untuk bekerja lebih banyak / lebih keras untuk mencapai tujuan bersama, ketika tujuan tercapai, B hanya tinggal menikmati hasil bagiannya tanpa melakukan usaha seperti yang A lakukan.

Adapun situasi lose lose terjadi ketika kedua belah pihak sama-sama tidak perform sehingga tujuan tidak tercapai.

Apakah Anda setuju bahwa setelah win win, lose lose adalah opsi yang terbaik?

Dalam kerja tim, saya berpendapat lose lose merupakan opsi kedua terbaik setalah win win tidak dapat dicapai. Mengapa begitu? Mari saya jelaskan pandangan saya menggunakan contoh A dan B diatas.

Win lose adalah keadaan terburuk dalam sebuah kerja tim. Satu pihak akan dirugikan terus menerus (lose), sementara pihak yang lain menikmati dan mempertahankan keadaan / tidak mau berubah karena sudah dalam posisi win. Dalam contoh di atas, A akan terus menerus diperdaya oleh B, usaha A untuk mengubah keadaan menjadi win win pun akan mendapat hambatan, karena B yang sudah win cenderung enggan untuk berubah (sudah comfort).

Dalam kondisi seperti itu, saya rasa A harus memilih untuk mengubah keadaan menjadi lose lose, bisa dengan cara memaksa untuk bagi beban atau sekalian berhenti mengusahakan tercapainya tujuan. Hal ini baik agar B keluar dari comfort zone nya (masuk kondisi lose) dan mulai berpikir solusi bersama. Dari sini terlihat bahwa kondisi lose lose dapat memaksa kedua belah pihak untuk bersama-sama mencari solusi yang lebih baik, sehingga bisa didapat win win solution.

Bahkan di Alkitab tersirat demikian,

Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Matius 5:41

Saya membayangkan kondisi cerita pada ayat tersebut seperti ini:

Mat 5:41A dan B berjualan air minum di padang gurun yang panas. B menyuruh A untuk pergi sejauh satu mil menawarkan air kepada orang-orang di sepanjang jalan dan B hanya berteduh menunggu. Inilah kondisi win lose, A berusaha untuk berjualan melawan kerasnya alam, sementara B berteduh menunggu hasil yang nantinya akan dibagi rata juga.

Alkitab menyarankan, “berjalanlah bersama sejauh dua mil“, inilah kondisi yang perlu diusahakan. Ketika A diminta berjalan sendiri sejauh satu mil, mintalah B untuk ikut berjalan bersama bahkan sejauh dua mil, jika B setuju maka kondisi ini bisa menjadi win win karena jualan akan semakin banyak, dan kedua belah pihak memiliki kontribusi yang sebanding untuk hasil yang sebanding. Sebaliknya jika B menolak maka A juga tidak perlu berjalan, tidak ada jualan. Kondisi lose lose ini akan memaksa B berpikir dari sudut padang yang sama dengan A, dan akan bersama-sama mencari win win solution.

Semoga bermanfaat 🙂